10 Dec 2014

Cerita Rakyat TAMAN BIDADARI (Rammang-Rammang)


Rammang-rammang adalah perkampungan kecil yang berada dipedalaman hutan. Kampung ini dinamakan Kampung Rammang-rammang karena disana terdapat Pohon nipa (bahasa Makassar) yang tumbuh di sepanjang pesisir sungai pute. pohon yang banyak itulah yang di sebut Romang. Sehingga masyarakat yang hidup disana menamakan kampung rammang-rammang.
 
Pada suatu hari seorang kakek  tua yang hidup sebatang kara, istrinyapun telah lama meninggal. Rumahnya tak jauh dari kampung Rammang-rammang. Ia tinggal di sebuah gubuk kecil yang hampir hancur dimakan usia masih saja ditempatinya. Gubuk itu terbuat dari pohon yang dikumpulkannya sendiri, tak jarang jika musim hujan harus memperbaikinya kembali, karena sewaktu waktu angin kencang dan hujan deras dapat menghancurkan tempat tinggalnya.   
Saat pagi buta, matahari belum menampakkan sinarnya, rerumputan hijau masih diselimuti embung pagi. sebuah kebiasaan yang perlu dilakukan bagi kakek tua yang hidup seorang.  Mengumpulkan ranting pohon dan mengambil singkong. Singkong dimasak dengan menggunakan ranting pohon yang dijadikan sebagai makanan pokok. Pada saat mencari kayu bakar, Si kakek mendengar suara seseorang  yang tertawa dari dalam hutan. Dengan penuh keherangan, Si kakek mencari suara tersebut.
Dari jauh kakek melihat beberapa perempuan cantik yang sedang asik mandi di kolam kaki gunung. Sekalipun perempuan itu tidak perna dilihatnya, dan tampak asing dengan pakaian yang digunakan, layaknya putri kerajaan. Kakek mengusap matanya, menjepit pipi dengan kedua tangannya. “Apakah aku sedang mimpi” Kata kakek tua yang keherangan. Disamping itu, tampak dua hewan basar,disisi pintu masuk kolam. Kalajengking dan Ular besar bagaikan pengawal para putri yang sedang mandi. Di tempat ini tidak ada kerajaan, hanya perkampungan kecil didalam hutan. Melihat kejadian itu Si kakek terkejut, lekas pergi meninggalkan kolam tempat mandi para putri. Langka kaki kakek takperna berubah, pandanganya hanya fokus pada satu titik, kearah depan.
Setelah beberapa hari, kakek kembali mencari ranting pohon dihutan. Suara perempuan itu tampak terdengar lagi, Si kakek kembali mendekat kearah kolam, tempat mandi para wanita misterius itu. Saat berada di sana, tidak ada seorang pun, Para putri dan dua hewan itu tampak hilang. Batu disekitar kolam tampak kering, tidak ada tanda-tanda seseorang yang datang kemari.
Setiap kali Sikakek kehutan mencari kayu bakar, pasti mendengar suara perempuan yang sedang mandi, tapi ketika di temuai menghilang. Bukan cuma kakek seorang tapi sudah ada beberapa masyarakat kampung rammang-rammang yang perna mendengarnya langsung suara itu. Sehingga masyarakat disana menamakan kolam tersebut sebagai Taman Bidadari, Tempat para bidadari singgah untuk mandi.
Air di kolam tempat para putri itu mandi adalah sumber mata air yang sangat  jerni. Sangking jerninya, dapat dilihat dasar kolam yang dekat dari mata, ukuran kedalaman kolam lebih dari 10 meter. Terdapat gunung-gunung kecil yang mengelilingi kolam, terdapat juga 2 gua yang menurut pendapat masyarakat berhubungan langsung dengan laut lepas, dan yang satunya bersambung dengan sungai pute.
 Sampai sekarang taman bidadari itu masih dipercaya sebagai tempat mandi para bidadari, 

Load disqus comments

0 komentar