15 Nov 2014

Aru/Anggaru - Adat Bugis Makassar

Aru atau Anggaru adalah adat istiadat yang telah turun temurun di sulawesi selatan. Aru biasanya dilakukan
pada saat penjemputan raja-raja goa, raja makassar . Selain itu aru juga sebagai pertanda orang yang paling berani menantang seseorang yang akan melawan raja, tak takut dengan badi' (Pisau) karena mereka kebal dengan pisau / kris. 

Ada beberapa macam-macam bentuk Aru sesuai dengan adat daerah masing-masing yang ada disulaesi selatan. Seperti Aru Makassar dengan Goa, Toraja, Kajang, Marusu, Bone. Mereka memiliki cara yang berbeda akan tetapi maksudnya hampir sama. 

Saat melakukan pertunjukan aru oleh seseorang harus mengucapkan dengan suara lantang, keras serta membentak. Dalam aru juga perlu membawa Badi' ((Kris)) yang dijadikan sebagai sele' atau pegangan. Biasanya Tukang Aru untuk memperlihatkan kejantangannya mereka mengiris iris kulit, menusuk perut dengan badi tanpa berdarah sedikitpun dengan tujuan untuk memperlihatkan bagaimana kebalnya mereka. 

Ada beberapa jenis aru yang biasa di tampilkan oleh masyarakat yaitu Aru Tubarania dan Aru Adat. Kedua jenis aru ini berbeda berdasarkan kondisi yang dilakukan. Aru tidak boleh sembarangan dilakukan dan pengucapannyapun harus sesuai dengan asal kelahiran tukan aru.

Aru Tubarania adalah aru yang biasa ditampilkan pada penjemputan raja-raja atau Karaeng atau Orang besar (Orang kaya,orang terkenal,orang hebat). Lafalnyapun beda biasanya memperkenalkan tempat yang didatangi, memperkenalkan asalnya dan sebagai lambang penghormatan bagi raja. Aru tubarania berarti orang yang berani, paling berani di daerah tersebut yang patuh pada perkataan raja.

Aru Adat adalah aru yang digunakan pada saat pernikahan, Aru ini biasanya di lakukan pada malam pacci malam sebelum penganting lakilaki kepengantin perempuan ataupun sebaliknya. Caranyapun berbeda dengan aru tubarania. aru ini bisa tidak menggunakan badi' cukum dengan tangan kosong. Aru ini pun dapat dilakukan dengan duduk.

Aru ini sampai sekarang masih dijadikan adat istiadat yang harus ada saat penjemputan raja atau pada saat kegiatan-kegiatan besar berlangsung yang didahului dengan Ngaru tu barania.
Load disqus comments

0 komentar